Kebahagian keluarga dimulai dari komunikasi
Memiliki keluarga yang sempurna mungkin adalah harapan dari seluruh keluarga Indonesia bahkan seluruh dunia, Tapi apakah kita tahu cara membuat keluarga itu selalu bahagia? Rasanya mungkin bagi sebagian keluarga yang anggotannya mengalami kekecewaan mendalam sangatlah susah.
![]() |
Keluarga manakah kamu? Foto by: Psikolog Roslina |
Lalu keluarga seperti apakah kita ini? Apakah seperti keluarganya The Simpson Family, The Incredibles Family,atau Keluarga Cemara, Bahkan seperti Keluarga Si Doel. Kamu pilih yang mana dan apakah dari kalimat diatas tersebut salah satunya seperti keluarga kamu.
Dapat pemahaman lebih dalam mengenai keluarga dari bincang diskusi bersama blogger dan BKKBN di Halim Perdana Kusuma Rabu kemarin, rasanya membuat aku semakin sadar menjadi orangtua memang tidak mudah, orangtua selaku contoh figur yang paling dekat pada anak.
Bagaimana kita bisa mendidik anak supaya tetap pada jalurnya, selalu baik didalam keluarga dan juga diluar lingkungan sekolahnya, teman-temannya, dan masyarakat. Jangan sampai anak justru malah menjadi rusak dan menjadi anak yang masuk ke pergaulan bebas.
Psikolog Roslina Verauli, M.Psi. berbicara mengenai pembangunan keluarga di era industri 4.0 ada kejadian ketika seorang ayah atau ibunya yang peranan mencari nafkah kini berganti pada Si Anak. Ketika Si Anak ingin menikah justru orangtua tak rela. Karena itu tadi figur pencari nafkah ada di anak. kasian ya anaknya!
Kalian harus tahu apa itu Industri 4.0
Sistem Fisik Maya, Internet, dan Jaringan. Dampaknya bagi keluarga kini di tuntut harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang saat ini semakin berkembang pesat, kalau sampai kita sebagai keluarga tidak bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, bisa nanti kita tenggelam.
Komunikasi berperan penting dalam keluarga bahagia
Dari kecil ananda hidup dengan ala kadarnya, bangun pagi untuk berangkat sekolah. Meskipun hidup tak semanis kata orang. Disaat ananda terjatuh ada tangan erat dari kedua orangtuanya yang siap merangkul dan bangkitkan ananda.
Ya, kini ananda sudah besar dan hidup mapan dengan kekasih yang kini telah menjadi pasangan hidupnya. Allah memberikan jodoh yang baik untuk ananda. Saat kecil tidak pernah berpikir akan nanti hidup seperti apa dan bagaimana.
Ketika ananda masih kecil memang makan saja bisa hampir dihitung, Ibarat kata seperti makan senin-kamis. Dengan ala kadarnya. Tapi ananda bahagia bisa berkumpul bersama keluarga. Meski ananda tahu bahwa disaat itu keluarganya sedang mengalami perekonomian yang sulit.
Keluarga dahulu dengan keluarga sekarang kini sangatlah berbeda. Kalau dahulu masih bisa kumpul bersama di meja makan. Namun saat ini justru terbalik susah mencari waktu untuk bisa bersama keluarga. Meski hanya semenit saja. Keluarga disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan. Sedangkan untuk sang anak, kini terbebankan dengan waktu padat di sekolah.
Lalu bagaimana cara agar keluarga bisa kembali berkumpul meski hanya saat makan bersama di meja makan. Kisah ananda diatas itu mengetuk batin ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga.
Ya, saya sendiri pun yang saat ini sudah memiliki keluarga. Rasanya sudah susah untuk bersama dengan keluarga apalagi menambahkan komunikasi antar anggota keluarga. Mereka disibukkan dengan pekerjaan dan ini yang menjadi kendalanya gadget.
Ketika sudah memegang gadget, finish deh tak ada lagi tuk obrolan ringan dari suami, anak maupun istri. Inilah dampak dari Family industri 4.0
Pesan dari penyampaian psikolog Roslina kemarin itu, membuat saya semakin sadar bahwa menjaga komunikasi dengan baik pada setiap anggota keluarga merupakan kunci utama menuju keluarga yang bahagia.
Saya jadi ingat ada salah satu keluarga di daerah tempat saya tinggal saat ini, Keluarganya utuh masih ada Ayah dan Ibu juga beberapa anak-anaknya. Yang sudah dewasa. Namun jika saya melihat keluarga ini tuh seperti masa bodoh. Mau anaknya ngapain terserah. Yang penting kedua orangtuanya ini bisa bekerja. Anak tidak diperhatikan sampai si Anak ini mencari jalan pintas menuju kebahagiaannya. Dengan cara memakai obat-obatan terlarang yang sangat mengancam nyawanya bahkan masa depannya.
Saya ambil kesimpulan dari keluarga mereka sepertinya tidak ada rasa kasih sayang di antara mereka, rasa perhatian, toleransi, cinta itu yang saya lihat hanya ada kewajiban dalam bersosialisasi.Mungkin inilah dampak dari industri 4.0 kalau kita sebagai orangtua tak mampu mendidik anak dengan baik, tak sanggup berkomunikasi dengan baik pada salah satu anggota keluarga baik dari Ayah, Ibu, Anak atau Saudara lainnya.
Akan tetapi dampak dari industri 4.0 ini sebenarnya membuat generasi old dan Z semakin harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Karena yang kita lihat saat ini kemajuan teknologi semakin canggih dan berkembang.
Seperti kini sudah ada aplikasi pengganti dompet butuh apa saja, mau beli apa pun tinggal gunakan aplikasi yang ada di Smartphone. Lalu ada aplikasi kehamilan, aplikasi makanan, transportasi dan masih banyak lagi.
Kesimpulannya agar kita siap dan mampu berdiri di 5 tahun atau 10 tahun lagi, dengan keluarga saat ini ialah komunikasi. Harus tetap jalan sampai kapan pun. Mau hanya melalui pesan atau telepon. Tapi ada baiknya keluarga harus bisa berkumpul bersama kembali ke meja makan.
Keluarga Indonesia
Kembali ke Meja Makan
#RevolusiKeluarga4
#IndustriKeluarga4
Ya, kini ananda sudah besar dan hidup mapan dengan kekasih yang kini telah menjadi pasangan hidupnya. Allah memberikan jodoh yang baik untuk ananda. Saat kecil tidak pernah berpikir akan nanti hidup seperti apa dan bagaimana.
Ketika ananda masih kecil memang makan saja bisa hampir dihitung, Ibarat kata seperti makan senin-kamis. Dengan ala kadarnya. Tapi ananda bahagia bisa berkumpul bersama keluarga. Meski ananda tahu bahwa disaat itu keluarganya sedang mengalami perekonomian yang sulit.
Keluarga dahulu dengan keluarga sekarang kini sangatlah berbeda. Kalau dahulu masih bisa kumpul bersama di meja makan. Namun saat ini justru terbalik susah mencari waktu untuk bisa bersama keluarga. Meski hanya semenit saja. Keluarga disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan. Sedangkan untuk sang anak, kini terbebankan dengan waktu padat di sekolah.
Lalu bagaimana cara agar keluarga bisa kembali berkumpul meski hanya saat makan bersama di meja makan. Kisah ananda diatas itu mengetuk batin ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga.
Ya, saya sendiri pun yang saat ini sudah memiliki keluarga. Rasanya sudah susah untuk bersama dengan keluarga apalagi menambahkan komunikasi antar anggota keluarga. Mereka disibukkan dengan pekerjaan dan ini yang menjadi kendalanya gadget.
Ketika sudah memegang gadget, finish deh tak ada lagi tuk obrolan ringan dari suami, anak maupun istri. Inilah dampak dari Family industri 4.0
Pesan dari penyampaian psikolog Roslina kemarin itu, membuat saya semakin sadar bahwa menjaga komunikasi dengan baik pada setiap anggota keluarga merupakan kunci utama menuju keluarga yang bahagia.
Saya jadi ingat ada salah satu keluarga di daerah tempat saya tinggal saat ini, Keluarganya utuh masih ada Ayah dan Ibu juga beberapa anak-anaknya. Yang sudah dewasa. Namun jika saya melihat keluarga ini tuh seperti masa bodoh. Mau anaknya ngapain terserah. Yang penting kedua orangtuanya ini bisa bekerja. Anak tidak diperhatikan sampai si Anak ini mencari jalan pintas menuju kebahagiaannya. Dengan cara memakai obat-obatan terlarang yang sangat mengancam nyawanya bahkan masa depannya.
Saya ambil kesimpulan dari keluarga mereka sepertinya tidak ada rasa kasih sayang di antara mereka, rasa perhatian, toleransi, cinta itu yang saya lihat hanya ada kewajiban dalam bersosialisasi.Mungkin inilah dampak dari industri 4.0 kalau kita sebagai orangtua tak mampu mendidik anak dengan baik, tak sanggup berkomunikasi dengan baik pada salah satu anggota keluarga baik dari Ayah, Ibu, Anak atau Saudara lainnya.
Akan tetapi dampak dari industri 4.0 ini sebenarnya membuat generasi old dan Z semakin harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Karena yang kita lihat saat ini kemajuan teknologi semakin canggih dan berkembang.
Seperti kini sudah ada aplikasi pengganti dompet butuh apa saja, mau beli apa pun tinggal gunakan aplikasi yang ada di Smartphone. Lalu ada aplikasi kehamilan, aplikasi makanan, transportasi dan masih banyak lagi.
Kesimpulannya agar kita siap dan mampu berdiri di 5 tahun atau 10 tahun lagi, dengan keluarga saat ini ialah komunikasi. Harus tetap jalan sampai kapan pun. Mau hanya melalui pesan atau telepon. Tapi ada baiknya keluarga harus bisa berkumpul bersama kembali ke meja makan.
Keluarga Indonesia
Kembali ke Meja Makan
#RevolusiKeluarga4
#IndustriKeluarga4
Komunikasi memang selalu menjadi kunci dalam segala hal ya, Mbak. Ga terkecuali untuk keluarga bahagia juga. Kayak mudah padahal enggak juga. Butuh effort dan usaha terus menerus.
BalasHapusKedekatan kelaurga harus diusahakan secara nyata ya mbak Sifora, gak bisa pake aplikasi..hihihi
BalasHapusKedekatan kelaurga harus diusahakan secara nyata ya mbak Sifora, gak bisa pake aplikasi..hihihi
BalasHapusSesederhana itu ya utk menghangatkan keluarga, cukup dgn makan bersama
BalasHapusAku kalau sama keluarga besar makan saat buka bersama Ramadhan, saat Lebaran dan saat piknik, di rumah sama suami saat pagi sarapan dan sore makan malam, siang kalau suami kerja gak bareng kecuali weekend :)
BalasHapusKomunikasi itu adalah kunci ya mbak untuk membangun keluarga yang bahagia 😊
BalasHapusKomunikasi itu mudah diucapkan tapi sulit diterapkan. Semoga keluarga juga jadi filter deh buat informasi2 yang ada. Nggak hanya asal caplok dan terpengaruh hal2 negatif
BalasHapusZaman sekarang deketan aja komunikasi via Whatsapp
BalasHapusHarus benar-benar dipakai nih "kembali ke meja makan" untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga
Ayo kalau ada yang ajak aku makan. Hahaha, bener banget, ajakan kembali ke Meja Makan itu di bayanganku adalah ajakan terhangat untuk diskusi dengan anggota keluarga yang lain.
BalasHapusyukk mulai terapkan kembali makan bersama keluarga di meja makan, terkesan sederhana tapi sarat makna ya
BalasHapusPadahal ga butuh waktu banyaknya kenapa komunikasi dengan keluarga jarangn terjadi. Yuk kembali ke meja makan, agar terjaga komunikasi kita.
BalasHapusberdasarkan ilmu yang saya dapat. komunikasi ini faktor penting dala keluarga klo ada yang misunderstanding bisa berape rumah tangganya bisa morat marit
BalasHapusBener banget mba, apapun pun itu permasalahan harus dikomunikasikan kan keluarga adalah nomor satu dalam hidup kita ya.
BalasHapusKomunikasi dalam keluarga memang sangat dibutuhkan apalagi saat berada dirumah
BalasHapusbenar, banyak banget aplikasi yang memudahkan, mau ngapa-ngapain tinggal pakai jempol. semoga dampak negatifnya bisa diminimalisir ya, biar keluarga utuh bahagia
BalasHapusBener bgt nih, kunci keharmonisan keluarga ada di komunikasi antar anggota keluarga.
BalasHapusBersama keluarga yNg saling mendukung harus siap y menyongsong revolusi 4.0, berkat komunikasi akan terjalin ikatan yg kuat
BalasHapusApapun yang terjadi sama kita, pasti kembalinya ke keluarga. Semoga keluarga Indonesia terus semakin kuat ya
BalasHapusSekarang saya juga menerapkan ini loh. Makan bersama setiap hari dan no gadget. Dengan mengasuh pengertian anak, Alhamdulillah mereka mau mengerti
BalasHapusBener, keluarga menjadi sumber kebahagiaan individu di dalamnya. Orang tuakat yang mesti pandai mengkondisikan
BalasHapusTetap ya secanggih apapun teknologi berkembang, kunci utama keutuhan dan keharmonisa sebuah keluarga adalah komunikasi yg mesti dibina tanpa media bantu (gadget)
BalasHapusKomunikasi yang baik akan membawa hal positif bagi siapapun, jadi memang ada baiknya kita selalu menjaga komunikasi setiap individu dalam keluarga maupun bermasyarakat.
BalasHapusKomunikasi adalah kunci ya kak, semoga keluarga kita bisa menjadi keluarga ideal yang mendukung satu sama lain.
BalasHapusBETUL.. KOMUNIKASI ADALAH KOENCI dalam keluarga
BalasHapusKomunikasi terkadang menyakitkan tetapi lebih sakit lagi bila tak ada komunikasi. Sip nih, keluarga siap hadapi revolusi industri 4.0
BalasHapusKalo menurut hematku sih tatanan keluarga ideal dan idaman itu ada di Keluarga Cemara. Walaupun sederhana tapi selalu ceria. Pernah ada di posisi yang berjaya tapi tak membuatnya jemawa. Tapi kalo mau jujur sih keluargaku seperti di dalam sinetron Si Doel. Wkwk
BalasHapusKlo komunikasi dlm keluarga ngga lancar wah bakal muncullah dah ckp bnyk masalah.Boro boro bs hidup bahagia yg ada salah paham mulu yg muncul baik ke anak anak atau pasangan
BalasHapusKlo aku keluarga apa yah? Sesimple dan senyaman mungkin aja sih cara berkomunikasi yg kuterapkan dlm keluarga. Yg terpenting ada quality time sbg cara memperkuat bonding dlm kel
BalasHapusmakan di meja makan jadi kebiasaan lama yang semakin ke sini tengah pudar ya. harus digalakkan kembali nih untuk mengharmoniskan sebuah keluarga.
BalasHapus