Lebaran tahun ini mas Sugeng mudik mbok!




Mudik tahun ini tuh berkesan banget buat aku, mengapa coba? sampai saat ini suka ingat selama di perjalanan.
Jadi tuh kemarin aku mudik sekeluarga cuma modal uang saku tak terlalu besar sih, di ATM ada 2juta. Soal transportasi untuk mudik dari Tangerang Selatan ke Salatiga Solo. Bermodalkan sepeda motor roda dua!


Rencana suami lebaran tahun ini ga balik karena ingat aku yang lagi hamil muda. Dan juga anak-anak yang masih balita, tapi 3hari sebelum berangkat ke kampung tuh Allah memudahkan segalanya seperti tiba-tiba suamiku dapat isi pesan dari mantan bos nya yang tinggal di daerah BSD. Beliau tanya nomor rekening suami! Dan suami jawab iya itu masih nomor rekening bank saya pak".


Setelah 2jam chat sama mantan bos kasih tahu kalau rupiah THR buat keluarga kamu barusan saya kirim". Sontak dong suamiku kaget dan aku juga benggong pas cek alhamdulilah THR nya besar banget. Benar-benar rezeki yang tak disangka.


Selama ada niat baik pasti Allah akan bantu untuk setiap hamba-hamba-Nya. Dan itu yang aku alamih di lebaran tahun ini.
Tadinya mau pesan tiket kereta atau bus biar sampai cepat ke Salatiga Solo. Tapi pas aku cek via online malah full semua dan ga ada tiket tambahan apalagi kosong. Dengan "Bismillah" aku sama suami nekat mudik menggunakan motor.


Selasa , 4 Juni 2019 itu sekitar jam 4 subuh deh aku berangkat dari rumah, semua kebutuhan sudah di packing rapi ke dalam tas berukuran sedang dan diikat dibelakang aku. Dijadiin sandaran sih! Hehehe lumayan biar ga pegel.


Rute nya itu sih simple lewat jalur Pantura, pertama kami melalui terminal kampung rambutan, Kalimalang, Bekasi, lalu sampai di sana ada banyak petugas kepolisian yang menjaga di setiap simpangan dan lampu merah, karena ini menjadi yang pertama kali suami mudik menggunakan motor, sebelumnya sih pakai bus. Dia ga tahu jalannya untungnya sih selalu ada rambu yang memberitahukan. Seperti tanda panah arah "Pantura".


Dan bukan cuma kami saja yang ada di jalan saat itu, banyak beberapa orang yang mudik dengan motor. Setiap di lampu merah aku kerjaannya melihat plat motor-motor yang berhenti menunggu lampu merah berganti hijau! Yang kulihat sih kebanyakan berplat B.


Sepanjang jalan saat kami memasuki kawasan jalur Pantura, suasananya lumayan lenggang, tidak terlalu ramai dan macet. Jalanan berasa milik sendiri hehehe! Alhamdulilah juga meski aku mudik di H-1 lebaran ada beberapa posko yang masih tetap buka. Walaupun saat aku dan suami beristirahat memilih di masjid/mushola. Karena selain menyempatkan waktu untuk beribadah. 

Di masjid banyak kaum pemudik motor yang juga berhenti sejenak. Mungkin karena adem ya. Sedangkan di posko tempatnya terlalu kecil dan agak panas.


Waktu yang ku tempuh selama mudik dari Tangerang Selatan ke Salatiga Solo memakan waktu 12jam. Karena beberapa kali berhenti isi bensin dan juga istirahat sambil makan terus minum kopi.
Kalau di tanya lelah apa enggak, aku jawab sih capek banget yang bikin kesal itu saat mata ini mulai di Landa ngantuk sedangkan saat itu sedang tanggung di perjalanan. Jadi kasian suami juga sih dikit-dikit berhenti. Medan yang paling rumit buat aku lalui saat sepanjang jalur Pantura yang dari Cirebon sampai ke Brebes itu jalanannya rusak. Banyak bergelombang dan ga rata. Jadi alhasil, suami selalu pelan dan berpacu hanya 40km/jam saja.


Jadi ga di sarankan juga sih Ibu Hamil mudik melalui jalur Pantura ini. Karena selain bergelombang penerangan saat malam hari sangat minim. Untungnya lampu motorku cukup terang, meskipun saat sampai di kampung suami terpaksa ganti lampu sampai 3kali demi agar selama perjalanan balik ke Tangerang Selatan nya terang dan ga gelap. Uhhuhuhu!


Tapi aku senang banget kali pertama mudik ya tahun ini bisa melihat sawah sepanjang jalan, mampir di kampung orang, numpang istirahat di masjid, tidur di masjid, dan mandi juga di masjid kampung orang. Udah kaya musafir deh!


Bawa anak 2 membuat aku sesampai di kampung kelelahan dan kecapean. Badan jadi pegel-pegel!


Mampir makan di RM.Padang jalur Pantura


Buat aku semenjak ada nya tol trans Jawa itu daerah Pantura mulai terlihat sepi sih, ada banyak toko dan restoran serta penginapan yang gulung tikar. Tapi ada sih beberapa yang bertahan. Seperti RM Padang yang ku singgahi. Makan dengan nasi + ayam sayur 3 piring ditambah minuman es teh manis totalnya 90ribu. Wow!! Buat kamu gimana mahal apa sesuai ? Kalau soal rasa sih standart pada umum nya.


Masuk ke kota Pekalongan , akhirnya bumil mabok dan lelah


Mungkin karena kelamaan di jalan aku malah ujung-ujungnya bikin suami panik dan khawatir. Apa aku sakit atau gimana, saat sampai di lampu merah living world Pekalongan , badanku mulai dingin dan berasa ingin muntah. Aku minta suami untuk berhenti ke pinggir dulu, rasanya tuh pengen muntah dan pingsan.


Berhenti deh didepan living world Pekalongan disitu ada ibu yang jualan minuman aku pesan teh hangat manis sama es teh manis dan susu buat si kakak. Duduk dulu deh sejenak disitu sambil lurusin kaki yang udah berjam-jam nekuk terus di atas motor. Sumpah saat itu rasanya nangis dalam hati kuat ga ya sampai ke Solo nya. Malah masih jauh banget sedangkan jam menunjukkan pukul 3 sore . Kira-kira kekejar ga nih hari ini. Malah besok udah mau lebaran! Masa iya lebaran di jalanan.


Itu yang selalu menjadi bahan pikiran aku selama setiap kali kami berhenti. Karena kata suami masih 300km lagi untuk sampai ke kampungnya. Huh, dengar hal itu langsung mandek hati ini. Tahu gini ga usah mudik deh.


Malam di tengah jalan Assrohban yang katanya rute jalan yang seram dan banyak begal.


Sampai di assrohban ini sekitar jam 10 malam , bayangin aja malam-malam lewat sini udah gitu penerangannya pun minim hanya kendaraan aja yang ada. Untungnya sih terbantu dengan adanya mobil dan bus yang juga lewat sana. Kalau untuk motor cuma aku aja nih yang lewat. Sebelum masuk jalan itu memang di sebelah kiri ada pom bensin. Kalau kata adik ipar aku biasanya pemotor itu nungguin yang lain selesai isi bahan bakar. Baru deh jalan rombongan. Soalnya pada takut. Akhirnya suamiku ngebut tancap gas eh bukan deh! Kan motor tarik gas sampai 80km lebih. Buat hindari begal. Nyatanya mah ga ada tuh begal hehehe! Isu doang kali ya.


Malam takbiran terpaksa di jalanan karena belum sampai juga ke kampung suami, masih nempuh sekitar 100km lagi.



Alhamdulilah meski bermalam di jalan ada hiburan di pinggir jalan sepanjang jalur Semarang itu banyak banget arak-arakan dari anak-anak masjid sana, ada yang pada bawa bor api itu. Ramainya bukan main sampai suamiku tuh berhenti buat lihat festival malam takbir. Sambil bersholawat. :)


Jam 2 akhirnya sampai deh di Salatiga Solo, menunggu jemputan dari paklek nya suami yang udah nungguin di warteg persimpangan.


Ada apakah kenapa ditunggu rupanya jalanan yang menuju rumah orangtuanya suamiku itu seram , uhh lagi-lagi angker ya. Ada begal terus tempat pembuangan mayat. Tahu kan jalan sruwen tuh! Yang tembusannya jembatan tol trans Jawa itu. Sumpah aku lelah saat itu kenapa harus lewat tempat seram. Udah gitu ga ada lampu penerangan, cuma modal lampu motor doang. Aduh! Kapok deh mudik kok malah jadi uji nyali. Wkwkwkwk!!


Oh ya segitu deh pengalaman mudik ria pakai motor bawa anak-anak. Meski lelah dan badan pegal-pegal. Tapi ada hikmahnya jadi tahu sawah, jalanan, ketemu orang baru dan silahturahmi di masjid kampung orang. Untuk tips nya aku saranin sebelum berangkat mudik pastikan lampu kendaraannya terang soalnya jalur Pantura itu gelap ketika malam hari. Bawa air mineral secukupnya minimal 1 botol sih karena aku pas lagi ga puasa. Kalau habis airnya bisa ambil di posko atau masjid. 


Jangan lupa istirahat sejam untuk perjalanan 2 jam. Jadi badan ga pegel apalagi ngantuk. Kalau matamu ngerasain ngantuk ada baiknya berhenti ya. Jangan di lanjutkan jalannya.


Sepanjang jalur Pantura tahun ini sih bergelombang, tidak rata , dan gelap di malam hari. Penerangan sangat minim. Kalau soal bahan bakar untuk motor aku sekali pergi hanya habisin 100ribu itu pakai pertalite.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajak anak bermain dan bergembira tanpa takut kuman

Film Koki Koki Cilik cooking camp yuk

Ikhlas, Demi Kebahagiaanmu Mas!