Hi, Aku sudah beranjak dewasa



Tiga belas tahun yang lalu saya telah melahirkan seorang bayi mungil merah dirumah Bidan kenalannya mertua. Saat itu saya berusia delapan belas tahun dan terlalu muda memang untuk melahirkan amat sangat susah dan akhirnya dibantu sama seorang dokter kandungan yang praktek di RS daerah Tangerang Selatan. Sebut saja Dokter Muklis SpOG! 

Tangerang Selatan, 2025. Saat ini anak bayi itu malah sudah beranjak remaja juga sudah mulai ujian untuk kelulusan sekolah dasar, sungguh takjub saya dibuatnya sebab bayi yang dulu dilahirkan dengan susah payah dan bertarung nyawa kini justru tumbuh menjadi anak pintar, anak baik, dan anak sholeha insyahallah! 

Walaupun dia sudah remaja tetap dimata saya ia adalah anak kecil yang selalu merenggek minta jajan sama kalau saya kemana-mana selalu ikut seperti anak ayam yang tak ingin jauh dari induknya. ya seperti itulah kini seiring berjalannya waktu anak yang dulu belum tahu apa-apa dan juga masih kecil itu sekarang mulai melawan, mulai bisa mengelak, menolak, bahkan sudah tak menempel lagi sama saya.  

Kini ia punya dunianya sendiri, banyak teman-teman sebayanya yang selalu bermain dengan sibayi mungil bagi saya dia adalah harta yang tak ternilai,ditambah sudah mau masuk sekolah menengah pertama dan kini minta mau masuk di SMP yang menurut dia itu bagus juga jauh dari circle pertemanannya saat di sekolah dasar. 

Entahlah ia hanya ingin memiliki mungkin teman baru yang tak suka ghibah dan bermuka dua mungkin ia ingin memilliki seorang sahabat yang selalu ada disaat ia susah dan senang, semoga harapan ia Allah berikan saat ia sudah duduk di sekolah menengah pertama. 

Seperti saya waktu kecil saat itu saya dikelilingi oleh anak-anak baik dan saat saya susah selalu ada, saya jadi ingat saat duduk di kelas satu SD. Saya dapat teman perempuan namanya Mima ia yang saya sebut sahabat ke mana-mana selalu bersama, saat saya tak jajan Mima yang selalu berikan sebagian uang jajannya untuk saya. Bahkan bermain pun selalu bersama sampai saya SMP selalu bareng. Itu yang saya sebut sahabat walaupun suka berantem karena berbeda pendapat tapi selang semenit dua menit akur lagi. 

Inilah yang saya harapkan dari anak gadis saya semoga ia kelak Allah berikan teman juga sahabat yang baik, setia, tak mengenal perbedaan, istiqoma di jalan Allah juga berbakti dan sopan kepada orang tua, dan takut akan Tuhan. Sehingga jika ada salah satu temannya yang mentalnya down dan terpuruk anak saya bisa memberikan motivasi semangat untuk selalu bangkit dari keterpurukan. 

Betapa saya mencintai, menyayangi, mengasihi anak saya ini lebih dari rasa sayang saya kepada kedua orang tua. tapi tetap Allah satu utama dalam kehidupan saya. Besar harapan saya pada anak gadis saya ini semoga apa yang ia harapkan dan cita-citakan Allah berikan kemudahan serta keberhasilan yang sesuai dengan keinginannya. 

Apalagi saat ia mulai berubah lebih galakkan dia daripada saya setiap saya tanya ada apa si mbak? Kok mukanya senggut jutek apa ada masalah di sekolah ya? Ia selalu jawab, enggak ada apa-apa kok! Itu yang kadang bikin saya sedih juga heran kenapa ini bocah kok tumben begini, setelah saya pikir oh mungkin sedang capek dan kelelahan sama kegiatan dari sekolah. 

Apalagi saat bapaknya marah akibat kalau disuruh minta tolong ke warung selalu saja ini anak nolak dan mengeluh kenapa aku terus sih yang disuruh!!!!! beli sendiri kek kan bisa! (sambil bentak dan pasang muka cemberut). Ya saat itulah bapaknya ngamuk dan maki-maki ini anak, kadang saya gak tega kalau lihat ini anak lagi diomelin tapi kadang saya juga kesel dan sebel kalau ini anak diminta tolong selalu nolak dan malas! 

Setelah bapaknya ngomel eh ini bocah diem seribu bahasa dan saat saya tanya mbak! Dia Cuma diam dan matanya seperti ingin mengeluarkan air mata. Rupanya ini bocah diam-diam menulis isi hatinya di buku apa yang ia rasakan akibat dimaki bapaknya ia tulis di buku itu saya pernah melihat bukunya dan membaca.Rupanya ia menuliskan ia merasakan kesal, sedih, marah semua rasa bercampuk aduk. Saya tahu kok rasanya seperti apa, karna ketika saya kecil saya pernah juga diomelin sama bapak saya bahkan sampai saya dipukul pakai gesper, sapu lidi juga rotan. Saat itu saya cuma bisa menangis sambil berucap awas ya saat saya sudah dewasa nanti! 

Tapi setelah saya dewasa dan memiliki keluarga merasakan juga dalam membesarkan anak dan memberikan yang terbaik kadang suka anak itu gak suka dan menolak segala argumennya. Ya saya tahu kok kamu gak suka dan hanya ingin didengarkan saja tanpa harus disuruh-suruh bahkan dipaksa harus jadi seperti yang orang tua mau. 

Kami sebagai orang tua hanya ingin yang terbaik untuk masa depan anak-anak gak ada yang namanya ingin menjerumuskan anak ke hal yang gak baik! Selalu saya berdoa dan memohon kepada Allah SWT semoga selalu diberikan kesehatan, keberkahan, kelancaran dan kehalalan dalam setiap langkah yang kami sebagai orang tua pilih untuk anak-anak. 

Mulai dari mbak Alisa, Almh Nisa juga Keenan selalu kami ingin mereka menjadi yang terbaik dimata kami sebagai orang tuanya. Selalu ingin sukses dunia dan akhirat agar kami dapat berkumpul dan bersama lagi di Jannahnya Allah SWT. Insyahallah dipermudahkan dan dilancarkan setiap jalan yang kami pilih untuk masa depan emas. 

Sabtu, 15 Februari 2025 ( dengan cuaca yang cerah dan masyallah matahari mulai terlihat begitu shining).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajak anak bermain dan bergembira tanpa takut kuman

Film Koki Koki Cilik cooking camp yuk

Ikhlas, Demi Kebahagiaanmu Mas!